Oleh: Arif Fajar Utomo
Dalam
pembahasan sebelumnya, kita telah membicarakan energi yang dapat dimanfaatkan
oleh energi potensial air dari adanya efek aliran karena gravitasi bumi baik
dari sistem bendungan air (dam) dan sistem
aliran air sungai (run off river) yang
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin generator listrik pada pembangkit
listrik tenaga air atau air (lebih lengkapnya dapat diakses disini). Namun
ternyata di dalam sumber energi yang ada pada air, terdapat satu prospek energi yang dapat
dimanfaatkan khususnya yang terdapat di dalam lautan kita. Ingin tahu lebih
jelasnya? Check this out!
Pendahuluan
Secara umum,
potensi energi laut yang dapat dimanfaatkan dalam menghasilkan energi listrik
dapat dibagi dalam 3 jenis yaitu energi pasang surut atau tidal power, energi gelombang laut atau wave energy, dan energi panas laut atau ocean thermal energy. Secara definisi, energi pasang surut adalah
energi yang dihasilkan dari pergerakan pasang surut dari air laut. Sementara
energi gelombang laut dapat didefinisikan sebagai energi yang dihasilkan dari
pergerakan gelombang laut menuju darat dan dalam arah sebaliknya yaitu kembali
lagi ke lautan, serta energi panas laut adalah energi yang dapat dihasilkan
dari perbedaan temperature air laut antara permukaan laut dan kedalaman laut (sumber:
alpensteel.com). Meskipun dalam pemanfaatan ketiga jenis energi ini di
Indonesia dapat dikatakan memerlukan penelitian mendalam, namun dalam artikel
ini akan dijelaskan juga mengenai prospek dan progress pengembangan ketiga
energi alternatif dan terbarukan – yang mana sebenarnya saya sudah tidak sabar
untuk bercerita tentang energi ini dari beberapa hari lalu. Namun sebelum kita
berbicara tentang prospek pengembangannya di Indonesia, marilah terlebih dahulu
kita pahami mekanisme bekerja dari masing-masing energi ini.
Mekanisme Bekerja Energi Pasang
Surut
Seperti yang
telah kita ketahui bersama, fenomena pasang surut terjadi karena adanya interaksi
gaya tarik antara Bulan dan Matahari terhadap Bumi. Fenomena ini menghasilkan
gelombang air laut pasang dan surut yang dapat dimanfaatkan energinya khususnya
dalam perairan dangkal seperti teluk dan perairan laut yang dibatasi oleh pulau
seperti pada selat laut – karena fitur daerah dangkal dan sempit pada dasarnya mempercepat
energi gelombang pasang dan surut. Indonesia sebagai negara kepulauan yang
banyak memiliki selat dan teluk sebenarnya cocok sekali untuk pengembangan
energi tidal ini, akan tetapi dalam prakteknya, teknologi ini belum banyak
digalakkan di Indonesia yang terkait dengan alasan biaya investasi dan
keberadaan turbin yang dapat mempengaruhi kehidupan dan aktivitas maritim
Indonesia (sumber: ayodibaca.com)
Instalasi Turbin Energi Tidal dalam Perairan Dangkal - sumber: cnn.com |
Cara kerja
dari pembangkit listrik tenaga ombak pasang surut atau tidal pada prinsipnya
sama seperti mekanisme bekerjanya turbin dalam pembangkit listrik tenaga bayu
atau PLTB. Turbin pengkonversi energi tidal ini dibagi menjadi enam tipe utama seperti
yang dijabarkan oleh The European Marine Energy Centre sebagai berikut:
Turbin dengan Aksis Horizontal
Turbin aksis
horizontal mengambil energi kinetik dari gelombang pasang surut yang bergerak
secara horizontal dengan cara yang sama persis sepeti turbin pada pembangkit
listrik tenaga angin. Aliran air gelombang menggerakkan rotor bergerak dalam
aksis horizontal yang kemudian akan menggerakkan generator yang menghasilkan
energi listrik.
Turbin Aksis Horizontal untuk Energi Tidal - sumber: Aquatic Renewable Energy Technology |
Turbin dengan Aksis Vertikal
Turbin aksis
vertikal mengambil energi gelombang ombak dengan prinsip yang sama seperti di
atas, namun dalam hal ini turbin diposisikan dalam aksis vertikal untuk
menghasilkan daya listrik. Keunggulan dari peletakan vertikal ini adalah untuk
dapat menahan arus laut yang lebih besar dengan perubahan arah tiba-tiba karena
dapat turbin ini dapat berubah arah dalam arah arus berbeda.
Turbin Aksis Vertikal untuk Energi Tidal - sumber: Aquatic Renewable Energy Technology |
Oscillating
Hydrofoil
Oscillating Hydrofoil atau Hidrofoil yang berosilasi merupakan sebuah hydrofoil atau semacam struktur sayap
yang disambungkan dalam lengan yang berosilasi. Arus gelombang yang bergerak
akan mengangkat struktur hidrofoil ini baik dari sisi manapun yang kemudian
akan mengarahkan air bergerak dalam sistem hidrolik untuk kemudian
dikonversikan ke dalam energi listrik.
Struktur Hidrofoil Osilasi untuk Energi Tidal - sumber: Aquatic Renewable Energy Technology |
Enclosed Tips dengan Efek Venturi
Struktur ini
memanfaatkan prinsip venturi dalam penyempitan bejana untuk meningkatkan
konsentrasi aliran gelombang air. Aliran gelombang air yang melewati struktur
ini dapat menggerakkan turbin secara langsung atau juga dapat digunakan untuk
menggerakan turbin udara lewat lewat perbedaan tekanan di dalamnya.
Stuktur Bejana Venturi untuk Energi Tidal - sumber: Aquatic Renewable Energy Technology |
Archimedes Screw
Archimedes Screw atau juga yang disebut sebagai
Screw Pump, merupakan struktur
berbentuk seperti sekrup spiral yang memanfaatkan energi tidal yang mengalir
melewati garis-garis spiral pada struktur ini untuk menggerakkan turbin. Penggunaan
nama Archimedes cukup menarik perhatian saya, namun dalam hasil pencarian saya
tidak diketemukan referensi yang menyatakan bahwa struktur ini merupakan temuan
Archimedes melainkan hanya mendapatkan pengatribusikan karena screw pump sendiri awalnya dikenalkan
oleh insinyur tidak dikenal semasa kunjungan Archimedes di Mesir (sumber:
Oleson, 2000).
Struktur Archimedes Screw - sumber: Aquatic Renewable Energy Technology |
Tidal Kite atau Layang-Layang Tidal
Layang-layang
kidal ditambatkan dalam dasar laur dan membawa turbin di bawah bagian sayapnya.
Struktur ini melayang-layang dalam aliran gelombang pasang surut dan bergerak
dalam gerakan angka delapan untuk meningkatkan kecepatan air yang mengalir
melewati turbin.
Gerakan Layang-Layang Tidal dalam Arus Pasang Surut - sumber: Aquatic Renewable Energy Technology |
Mekanisme Bekerja Energi Gelombang
Energi
gelombang laut yang digerakkan oleh energi kinetik angin dinilai memiliki
potensi energi yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik
lewat berbagai teknologi yang telah dikembangkan. Besar atau kecilnya energi
gelombang diukur oleh beberapa kategori seperti kecepatan gelomban, ketinggian
gelomban, panjang gelombang, dan densitas dari air gelombang itu sendiri. Untuk
dapat mengkonversikan energi kinetik dari gelombang ini untuk dijadikan energi
listrik merupakan bukan hal yang mudah dimana teknologinya masih tergolong baru
sehingga menjadikan alasan mengapa pembangkit listrik tenaga gelombang masih
sangat sedikit dalam pengembangannya di dunia – tidak hanya di Indonesia.
Untuk mengenal
struktur teknologi yang dapat menkonversikan energi gelombang air menjadi
energi listrik, The European Maritime
Energy Centre telah merangkumkan delapan macam struktur sebagai berikut:
Attenuator
Attenuator
merupakan sebuah perangkat yang mengambang dan dioperasikan secara paralel
terhadap arah ombak dan dapat secara efektif tetap berada di atas gelombang
air. Teknologi ini dapat menangkat energi dari bagian dua lengannya yang
tergerak ketika gelombang melewatinya.
Mekanisme pergerakan dua lengan attenuator - sumber: Aquatic Renewable Energy Technology |
Point Absorber
Point Absorber dapat dideskripsikan sebagai struktur
mengambang yang menyerap energi kinetik gelombang dari seluruh arah. Teknologi
ini memanfaatkan gerakan lewat kemampuan buoyansi bagian atas terhadap bagian dasarnya untuk dijadikan energi listrik.
Mekanisme gerakan pada point absorber dengan kemampuan buoyansi - sumber: Aquatic Renewable Energy Technology |
Oscillating Wave Surge Converter
Konverter
gelombang ini dapat mengambil energi gelombang ombak dengan memanfaatkan
gerakan osilasi yang menggerakan bagian atas konverter bagaikan sebuah
pendulum. Dari energi gerakan osilasi yang dihasilkan ini maka energi kinetik gelombang
akan dikonversikan menjadi energi listrik.
Gaya Gerakan Osilasi pada Konverter Gelombang Osilasi - sumber: Aquatic Renewable Energy Technology |
Oscillating Water Column
Kolom air
osilasi menggunakan struktur yang berongga dan sebagiannya terbenam oleh air.
Struktur ini merupakan sistem yang terbuka dan mengalami kontak langsung dengan
laut serta memiliki bagian yang terisi oleh kolom udara di atasnya. Gerakan
gelombang air laut menyebabkan permukaan air dalam kolom naik dan turun yang
kemudian akan menekan atau juga dapat mengekspansi kolom udara dalam struktur.
Udara yang terjebak ini kemudian akan mengalir keluar dan masuk ke atmosfer
melewati turbin yang telah dipasang yang kemudian akan tergerak karena adanya
aliran udara – turbin yang tergerak inilah yang menjadi kunci dalam
pengkonversiannya menjadi energi listrik.
Pergerakan udara dalam kolom akan memutar turbin - sumber: Aquatic Renewable Energy Technology |
Overtopping/Terminator Device
Perangkat ini
menangkap energi gelombang justru ketika gelombang terpecah ke dalam tempat
penyimpanan atau sebuah reservoir. Air kemudian akan bergerak turun melewati
sebuah kolom yang telah dipasangi sebuah turbin. Turbin yang tergerak oleh
aliran air yang kembali ke laut inilah yang kemudian akan mengkonversikan
energi gelombang menjadi energi listrik.
Gerakan air yang kembali akan memutar turbin - sumber: Aquatic Renewable Energy Technology |
Submerged
Pressure Differential
Perangkat yang
umumnya diletakkan pada perairan dangkal ini diinstal pada dasar lautan yang
kemudian menggunakan gerakan naik dan turun ombak untuk menyebabkan adanya
perbedaan tekanan pada strukturnya. Oleh karena adanya perbedaan tekanan ini,
menyebabkan adanya tekanan yang memompa air keluar sistem dan menggerakkan turbin
untuk menghasilkan energi listrik.
Gerakan naik-turun ombak menyebabkan perbedaan tekanan pada struktur - sumber: Aquatic Maritime Energy Centre |
Bulge Wave
Teknologi ini
terdiri dari tabung karet yang terisi oleh air dan dikaitkan ke dasar laut yang
kemudiakan dihadapkan sesuai dengan arah dari gelombang laut. Saat air memasuki
dari bagian belakang tabung dan mengalir ke depan, maka terjadilah perbedaan
tekanan pada sepanjang tabung yang menyebabkan bagian tabung karet mengalami
tonjolan yang bergerak ke depan. Aliran ini akan bergerak dan sekaligus
mengumpulkan energi yang digunakan untuk menggerakkan turbin yang telah
dipasang pada keluaran tabung, karena pada keluaran inilah energi dari aliran
tabung telah terkumpul.
Aliran air bergerak dan sekaligus mengumpulkan energi dalam tabung karet - sumber: Aquatic Maritime Energy Centre |
Rotating Mass
Alat ini
memanfaatkan dua jenis rotasi yang dihasilkan dari energi gelombang air, kedua
jenis rotasi ini adalah gaya tarik (heaving)
dan ayun/putar (swaying). Gaya
gerak ini disebabkan oleh adanya berat eksentrik atau gaya putar yang
menyebabkan adanya gerakan presesi atau gerakan pelan dari aksis benda yang
berputar melalu aksis lain karena adanya torsi atau gaya yang diaplikasikan
pada benda tersebut. Gerakan berputar inilah yang menggerakkan generator
listrik yang telah diinstal di dalam struktur alat ini.
Gerakan berputar dari struktur karena adanya torsi atau gaya dari ombak - sumber: Aquatic Maritime Energy Centre |
Ternyata, opsi teknologi-teknologi dalam pemanfaatan energi gelombang air sangatlah banyak dimana untuk satu potensi energi gelombang laut dapat memiliki delapan mekanisme teknologi untuk pengkonversiannya menjadi energi listrik. Dalam artikel berikutnya kita akan membahas lebih lanjut mengenai energi panas laut serta pembahasan mengenai prospek pengembangan energi laut di Indonesia - sampai bertemu kembali dalam artikel berikutnya!
#15HariBerceritaEnergi didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai bentuk upaya dalam mengkampanyekan energi terbarukan dan konservasi energi.
No comments:
Post a Comment