Wednesday 23 August 2017

#15HariCeritaEnergi: Terobosan dalam Teknologi Sel Surya

Oleh: Arif Fajar Utomo



Hi! Kembali lagi di hari ketujuh dalam #15HariCeritaEnergi. Untuk yang baru bergabung atau baru membaca serangkaian tulisan yang saya mulai dalam tujuh hari yang lalu, saya telah berkomitmen untuk menggunakan kesempatan dalam menceritakan mengenai konservasi energi dan energi terbarukan dalam 15 hari. Ketika memulai hal ini, saya telah berniat untuk memberikan ulasan tulisan yang bertujuan untuk menambah wawasan kita (saya termasuk) mengenai segmen konservasi energi dan energi terbarukan sehingga dalam prosesnya saya akan memilih bahasan yang lebih mengedepankan fakta dan berusaha sebaik mungkin untuk menghindarkan interfensi dari pandangan personal. Sebagai individual yang berkecimpung di area teknikal dan sosial, saya menemukan enjoyment dalam mengantarkan tulisan-tulisan yang telah saya buat karena secara langsung saya dapat merasakannya manfaat dorongan untuk lebih mengeksplor hal-hal yang sudah lama ingin saya ketahui sebagai salah satu antusias energi Indonesia. Well that’s for the opening session, let’s get into the business. Artikel pada hari ini akan mengusung mengenai terobosan atau perkembangan-perkembangan terhadap teknologi sel surya yang seperti kita ketahui bergerak cukup sangat progresif dalam dua tahun belakangan ini. Namun sejauh apa perkembangan ini? Let’s check it out!

Seperti yang telah di bahas sebelumnya, sel surya mengalami kemajuan yang sangat progresif semenjak tahun 2016 dimana kita hampir dapat mendengar setiap inovasi terbaru dalam teknologi sel surya setiap minggunya. Hal ini terjadi karena sangat antusiasnya segmen riset dan pengembangan untuk mengupgrade teknologi sel surya yang dahulu tergolong mahal untuk menjadi lebih ringkas, praktis, mudah dalam pembuatannya, dan feasible dalam cost-nya. Berikut beberapa rangkuman perkembangan teknologi sel surya di tahun 2017:

Inovasi Atap Panel Surya
Salah satu resistan yang dialami oleh pengaplikasian panel surya dalam atap rumah adalah bahwa sebanyak 90% dari pemilik rumah tidak senang dengan sisi aestetik atau keindahan dalam penggunaan panel surya model lama yang memiliki warna biru kegelapan dan jauh berbeda dari warna atap pada umumnya. Melihat permasalahan ini, sebuah perusahaan start-up dari MIT bernama Sistine Solar membuat inovasi produk panel surya yang disebut sebagai Solar Skin yang memungkinkan panel surya memiliki tampilan dapat diatur dan dicocokkan sesuai dengan warna atap rumah tanpa mengganggu tingkat efisiensi dari konversi energi listriknya (sumber: http://news.energysage.com). Solar Skin dari Sistine Solar ini telah ditargetkan untuk memasuki pasar di Amerika sejak tahun 2017 ini.

Perbedaan Tampilan Atap Panel Surya Konvensional dan Sistine Solar - energy.gov

Seakan tidak cukup dengan inovasi yang telah dilakukan oleh Sistine Solar, sebuah inovasi lain muncul di tahun yang sama dan berhasil mencuri atensi antusias energi pasalnya inovasi atap panel suryanya memiliki bentuk yang sama persis seperti atap genteng. Memperkenalkan Solar Roof Tiles yang diluncurkan oleh Tesla pada akhir Desember 2016.

Inovasi Solar Panel Tiles oleh Tesla - jetsongreen.com

Solar Roof Tiles dibuat menyerupai bentuk atap genteng tradisional dan merupakan lapisan tipis sel surya atau PV yang dilapiskan pada lapisan atas atap genteng. Inovasi ini tentunya berhasil dengan sukses mengurang kekurangan aspek estetika atap panel surya sebelumnya yang notabene memiliki bentuk persegi tebal sehingga mengorbankan bentuk tampilan desain arsitektur dari atap bangunan (sumber: http://interestingengineering.com).

Inovasi Jalan Raya Berdayakan Energi Surya
Jalan Raya Berdayakan Energi Surya atau Solar Panel Road atau juga yang sekarang sering disebut sebagai Wattway diklaim pertama kali oleh Perancis dan dioperasikan di sebuah desa Normandy. Sepanjang 1 km jalan raya dilapisi oleh panel surya dengan luas total sebanyak 2800 meter persegi. Kontruksi teknologi panel surya di jalan Normandy yang dilalui 2000 pengguna mobil setiap harinya ini memakan biaya total 4,2 Milliar Euro dan sedang dalam masa uji coba selama dua tahun lamanya untuk melihat apakah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan daya dari penduduk desa yang berjumlah 3.400 penduduk (sumber: theguardian.com). Inovasi lain yang sama juga dilakukan di Amerika pada penghujung tahun 2016. Sebuah perusahaan bernama Solar Roadway Incorporated yang berpusat di Idaho berhasil menginkorporasikan panel surya dalam jalanan tol di Amerika untuk menghasilkan listrik yang dapat menerangi lampu jalanan dan yang lebih menarik lagi – untuk melelehkan salju ketika musim dingin! (sumber: news.energysage.com)

Prototipe Solar Panel Road - solarroadways.com, Dan Walden
Sel Surya dalam Kain
Meskipun pemakaian sel surya dalam perangkat yang digunakan sehari-sehari seperti dalam jam tangan ataupun kalkulator bukanlah hal yang baru, namun terdapat suatu inovasi yang sangat menarik bagi anda yang menggandrungi dunia fesyen, yaitu pengaplikasian sel surya yang dijahitkan dalam bahan kain. Fine, bukan exactly fesyen like fesyen, bahan kain yang sudah diujicobakan sejauh ini lebih kepada tirai jendela atau komponen berbahan kain sejenis yang umumnya banyak memiliki paparan sinar matahari. Teknologi sel surya ini merupakan kredit temuan dari desainer tekstil Marianne Fairbanks dan ahli kimia Trisha Andrew (sumber: smithsonianmag.com)

Tampilan Sel Surya dalam Kain Textile - sumber: www.mariannefairbanks.com, Jeff Miller

Inovasi Baterai Penyimpan Energi Listrik dari Sel Surya
Jenis inovasi terakhir bukanlah inovasi penemuan dalam komponen panel surya, melainkan dalam baterai penyimpanan energinya. Hal ini menurut saya sangat perlu ditambahkan mengingat banyak orang ketika membicarakan fase generating power lupa bahwa komponen penyimpan energinya memiliki level kepentingan yang sama. In fact, ketika saya akan memilih prodi belajar saya di bidang energi terbarukan, ditekankan dalam pilihan mata kuliah bahwa solar battery ini memiliki urgensitas inovasi yang sama karena kita sangat membutuhkan medium untuk menyimpan energi dalam sistem off grid (sistem yang tidak terhubung dalam jaringan listrik dan umumnya sangat diperlukan di daerah pedesaan). Mengapa? Karena selama ini baterai surya yang digunakan dalam sistem off grid memiliki harga yang sangat mahal dan inilah yang membuat pengaplikasian PLTS di pedesaan tidak feasible, sementara justru daerah-daerah pedesaan yang tidak terkoneksikan oleh jaringan listrik inilah yang akan memerlukan bantuan energi alternatif seperti PLTS karena listrik pada umumnya seperti yang disediakan oleh PLN tidak dapat dijangkau oleh daerah terpencil. Back to topic, Tesla yang dipimpin oleh the infamous Elon Musk, meluncurkan dua jenis baterai surya untuk fungsi residensial yang diberi nama Powerwall dan fungsi komersial yang diberi nama Powerpack. Kedua jenis ini merupakan leading products untuk baterai surya dalam segi performa, estetik, dan cost-nya. Karena kualitas yang diberikan oleh produk Tesla ini, dalam salah satu artikel Forbes, diklaim dapat menyelesaikan masalah arus listrik yang tidak tetap atau intermittent yang sering menjadi masalah dalam transmisi listrik energi surya dan angin – dan yang lebih fantastis lagi diperjelas oleh Arnie Gundersen (Kritikus atau Pengamat Nuklir) bahwa produk baterai surya ini dapat menyebabkan pembangkit listrik tenaga nuklir menjadi ketinggalan jaman (sumber: Forbes, 02/05/2017).

Tampilan Powerwall 2.0 dari Tesla - sumber: inhabitat.com


#15HariBerceritaEnergi didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai bentuk upaya dalam mengkampanyekan energi terbarukan dan konservasi energi.

No comments:

Post a Comment