Friday 25 August 2017

#15HariCeritaEnergi: Energi Nuklir, termasuk terbarukan atau tidak ya?

Oleh: Arif Fajar Utomo



Selamat malam semua, jumpa kembali dalam artikel ke-sembilan dalam #15HariCeritaEnergi yang bertepatan dengan hari jumat malam menjelang weekend dan hampir semua orang yang saya kenal sedang berada di Bali atau menuju ke Bali untuk sebuah event marathon. But here we are, di depan laptop masing-masing dan belajar bersama mengenai energi. What a great way to live our life! Well, semua akan worth in the end. Baiklah, tanpa mengulur terlebih lama, malam ini saya akan membawa anda untuk memasuki sub-bab energi nuklir yang akan dimulai dengan sebuah pertanyaan yang penting dimana beberapa orang terkadang sedikit miss guided mengenai hal ini: Energi nuklir, termasuk terbarukan atau tidak ya? Namun sebelum kita beranjak untuk ke pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mempelajari terlebih dahulu tentang energi nuklir itu sendiri. Here we go!

Pendahuluan
Energi nuklir merupakan energi yang terdapat dalam nukleus atau pusat inti dari sebuah atom. Atom sendiri merupakan bagian terkecil dari partikel yang membentuk setiap obyek materi dan di dalam nukleus atau pusat atom ini terdapat energi yang sangat besar yang mengikat dan menjaga ikatan antara atom-atom ini. Terdapat du acara agar energi yang terdapat atom dapat dilepaskan dan diperoleh, yaitu dengan metode fusi nuklir dan fisi nuklir (sumber: energymatters.com.au). Kedua metode ini saling bertolak belakang, dalam fusi nuklir, atom dikombinasikan atau difusikan dengan atom yang lebih besar untuk melepaskan energi dan sedangkan dalam fisi nuklir, atom akan dipecah menjadi atom-atom yang lebih kecil untuk melepaskan energinya.

Bagan Proses Fusi Nuklir dan Fisi Nuklir - jaganjosh.com

Salah satu contoh metode pelepasan energi atom dengan metode fusi nuklir adalah matahari, dimana matahari sebagai bintang mengkombinasikan proton nukleus hidrogen dengan proton-proton lain menjadi helium. Proses ini terjadi dalam inti matahari yang kemudian menghasilkan energi radiasi panas seperti yang kita ketahui (sumber: energyeducation.ca). Sementara, dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN hanya dapat menganut metode kedua atau metode fisi nuklir dalam menghasilkan energi.

Formula Relativitas dan Fungsinya dalam Metode Fisi Nuklir
Tentunya kita semua familiar dengan persamaan relativitas E = m c2 yang sangat terkenal dan yang ditemukan oleh Albert Einstein bukan? Formula ini nampak sederhana dalam penulisannya, formula yang mendeskripsikan bahwa Energi (E) dalam sebuah sistem – termasuk atom merupakan hasil kali antara total massa (m) dan kecepatan cahaya kuadrat (c2) telah mampu menghasilkan persepsi baru dalam pengukuran besarnya energi yang lebih akurat dan pendekatan pengukuran energi matahari yang sebelumnya salah diprediksikan keberlangsungannya untuk hanya 6000 tahun dengan asumsi matahari terbuat dari batu bara. Dengan pendekatan formula ini, kita sekarang telah mengetahui bahwa matahari sekarang berumur sekitar 4,6 milyar tahun dan memiliki 4,6 milyar tahun lagi untuk menghabiskan keseluruhan bahan bakarnya (sumber: emc2-explained.info). Terlebih, formula ini masih digunakan dalam proses fisi nuklir untuk menghitung prediksi energi yang dihasilkan dari sebuah inti atom dan juga untuk menghitung jumlah pengurangan massa atom ketika atom telah difisikan.

Energi Nuklir, termasuk terbarukan atau tidak ya?
Kembali lagi ke topik semula mengenai perdebatan apakah sebetulnya energi nuklir ini tergolong energi terbarukan atau bukan pada prinsipnya? Energi terbarukan dari segi definisinya adalah suatu energi yang memiliki sumber yang dapat mengalami regenerasi dengan sendirinya secara tidak terbatas. Kelima sumber energi terbarukan yang telah teridentifikasi tanpa perdebatan diataranya adalah biomassa, angin, surya, hidro, dan geothermal – sementara nergi nuklir sendiri memang masih mengalami perdebatan mengenai posisinya sebagai energi terbarukan.

Energi nuklir seperti yang telah diketahui dalam penjabaran di atas merupakan energi yang dihasilkan dari proses fusi nuklir atau penggabungan atom dan fisi nuklir atau pemecahan bagian atom. Dalam PLTN yang menganut metode fisi nuklir akan menghasilkan energi panas yang kemudian akan dikonversikan menjadi energi listrik melalui penjembatan energi uap. PLTN ini umumnya menggunakan bahan uranium untuk proses fisi nuklir yang diperoleh dengan cara menambang uranium dari Bumi. Sebelum kita menentukan jawaban atas pertanyaan mengenai posisi energi nuklir dalam aspek keterbaruannya, marilah kita melihat argumen-argumen yang digunakan oleh kedua kubu:

Argumen yang Menyatakan Nuklir adalah Energi Terbarukan
Sebagian besar argumentasi yang menyatakan bahwa energi nuklir termasuk dalam kategori energi terbarukan adalah didasari oleh aspek emisi energi nuklir yang rendah akan karbon dan sesuai dengan tujuan pengembangan infrastruktur atau platform energi terbarukan untuk merendahkan emisi karbon dalam emisi energi, pendukung kubu ini merasa bahwa tidak seharusnya energi nuklir dipisahkan dari kategori energi terbarukan (sumber: large.stanford.edu).

Namun diantara argumen-argumen yang memiliki kesamaan poin seperti di atas, terdapat salah satu argumen yang paling paling menarik untuk disimak dan argumen ini datang dari Profesor Bernard Cohen yang merupakan mantan profesor di Universitas Pittsburg. Beliau menjelaskan istilah “indefinite” atau “tidak terbatas” untuk suatu sumber energi agar dapat disebut sebagai energi terbarukan. Dalam portofolionya, Profesor Cohen menggunakan korelasi hubungan antara matahari dan Bumi – dimana beliau mengajukan bahwa jika sumber uranium di Bumi ini dapat dibuktikan untuk memiliki ketahanan energi seperti matahari yaitu sebesar 4,6 milyar tahun, maka energi nuklir seharusnya ditetapkan sebagai energi terbarukan karena tidak aka nada kehidupan di Bumi tanpa adanya matahari (sumber: Breeder Reactors: A Renewable Energy Source, B.L. Cohen).

Untuk metode pembuktian teorinya ini, Profesor Cohen mengklaim pahwa dengan menggunakan breeder reactor atau reaktor yang dapat menghasilkan material bagian nuklir dengan jumlah yang lebih banyak daripada dengan jumlah bagian nuklir yang hilang, maka hal ini mungkin untuk mempertahankan energi nuklir secara tidak terbatas meskipun dalam faktanya tambang uranium di Bumi diperkirakan hanya dapat memberikan energi nuklir untuk waktu sekitar 1,000 tahun. Namun dalam pendapatnya, Profesor Cohen percaya bahwa tambang nuklir yang sebenarnya ada di Bumi jauh lebih banyak dari jumlah tersebut dan apabila jumlah uranium ini dikembangkan dalam reaktor breeder ini maka ketahanan energi nuklir dapat dijaga hingga 5 milyar tahun ke depan.

Argumen yang Menyatakan Nuklir Bukanlah Energi Terbarukan
Salah satu argumentasi paling besar yang menyatakan ketidaksetujuan dalam penggolongan energi nuklir sebagai energi terbarukan adalah bahwa sumber tambang uranium di Bumi adalah terbatas dan untuk diperhitungkan sebagai energi terbarukan, sumber energinya seharusnya dapat melakukan regenerasi dalam periode waktu yang tidak terbatas sebagaimana definisi dari energi terbarukan itu sendiri (sumber: large.standford.edu).

Argumentasi lain yang menolak nuklir dalam kategori terbarukan adalah fakta bahwa meskipun energi yang dihasilkan adalah energi dengan emisi rendah akan karbon, namun memiliki limbah nuklir yang tergolong sebagai limbah radioaktif dan berbahaya bagi lingkungan. Terdapat juga argumentasi lain yang menolak pengkategorian nuklir sebagai energi terbarukan dan argumentasi ini umumnya banyak dijumpai di Amerika. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa energi terbarukan seharusnya merupakan prospek energi yang membuat suatu bagian negara menjadi independen dalam hal energi. Sementara dalam prakteknya, pengembangan energi nuklir di Amerika memerlukan pengimporan tambang uranium sehingga menyebabkan Amerika memiliki ketergantungan dalam hal pasokan uranium sebagai sumber energi nuklir (sumber: Is Nuclear Power Renewable Energy, K. Johnson).


Peninjauan Residual Limbah Nuklir di Madagan, Rusia - sumber: Blacksmith Institute

Kesimpulan
Dalam hal penarikan kesimpulan, saya pribadi termasuk ke dalam orang yang menyerahkan masing-masing pendapat ke setiap perspektif dan kepercayaan individu masing-masing – terkecuali hal tersebut menyangkut fakta angka dan hasil penelitian atau usaha yang tidak dapat diperdebatkan atau ditawar. Jika ditanya pendapat saya, saya tergolong dalam kategori yang tidak setuju dalam pengkategoriannya di bawah segmen energi terbarukan, karena meskipun regenerasi buatan menggunakan reactor memungkinkan penunjangan ketahanan energi nuklir hingga matahari menghilang 5 milyar tahun kemudian, defisini dari energi terbarukan sendiri adalah energi dengan sumber yang dapat meregenerasi sendiri dan tanpa bantuan alat – dan alasan ketidaksetujuan saya tidak berhubungan dengan fakta skeptikal berkaitan nuklir dalam pengembangannya sebagai senjata perang dan limbah nuklir yang dihasilkan PLTN. Sebelum perdebatan ini berkepanjangan, terdapat aspek yang lebih penting seperti bagaimanakah cara pengolahan limbah nuklir yang baik agar meminimalisir efeknya terhadap lingkungan, karena tidak dipungkiri bahwa nuklir memiliki potensi energi yang besar yang dapat membantu ketahanan energi global.


Terkait dengan hal kesimpulan, sebuah pernyataan juga telah dikemukakan oleh Helena Pelosi selaku Direktur Umum dari IRENA atau International Renewable Energy Agency. Dalam pernyataan ini dikatakan bahwa IRENA tidak akan mensuppor program energi nukler yang dikarenakan pada proses yang rumit dan lama serta efek limbah nuklir yang dihasilkan. Implikasi ini menjadikan energi nuklir tergolong sebagai energi tidak terbarukan, setidaknya dibawah yuridikasi IRENA – dan jika terdapat pihak-pihak yang ingin merubah keputusan ini, pihak tersebut harus telah menyediakan solusi akan isu pengolahan limbah nuklir dan implikasi politik dalam pengembangan energi nuklir sebelum meminta IRENA untuk mempertimbangkan untuk memasukkan energi nuklir dalam daftar energi terbarukan (sumber: Is Nuclear Power Renewable, J. Kanter).



#15HariBerceritaEnergi didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai bentuk upaya dalam mengkampanyekan energi terbarukan dan konservasi energi.

No comments:

Post a Comment